Perayaan Ekaristi Yubelium Difabel: Jangan Lupakan Mereka yang Terpinggirkan
By Admin
nusakini.com, - Dalam semangat persaudaraan dan kasih tanpa batas, Kevikepan Madiun dan Kevikepan Blora bersatu menggelar ekaristi perayaan yubelium bersama umat disabilitas pada Senin (12/5). Perayaan ekaristi yang berlangsung di Gereja St. Cornelius Madiun ini menjadi momentum syukur atas perjalanan pelayanan inklusif, sekaligus wujud nyata gereja yang membuka hati bagi semua umat, tanpa kecuali.
Perayaan ekaristi yang dipimpin langsung oleh Uskup Keuskupan Surabaya, Mgr. Agustinus Tribudi Utomo, didampingi para imam dari kedua kevikepan. Kurang lebih dihadiri oleh 500 umat, termasuk para penyandang disabilitas, pendamping, biarawan serta biarawati.
Pada perayaan ekaristi Mgr. Agustinus membuka dengan kata-kata penuh haru, "Hari ini kita disadarkan bahwa umat difabel adalah anugerah bagi Gereja. Kehadiran mereka memperkaya kehidupan iman kita, dan ini adalah sukacita Allah sendiri bagi kita, Gereja ini." Ia menegaskan bahwa kehadiran umat difabel bukan hanya memperkaya kehidupan iman, tetapi juga membawa kedamaian dan kasih yang menyatukan seluruh umat.
Dalam homilinya Mgr. Agustinus juga mengajak umat untuk mengingat bahwa hidup ini adalah perjalanan singkat, dan kita dipanggil untuk membuatnya berarti dengan melayani sesama, terutama mereka yang berkekurangan, menderita, atau terpinggirkan. “Jangan lupa hidup ini perjalanan yang pendek maka Buatlah perjalanan yang pendek ini sungguh-sungguh berarti sesama khususnya mereka yang berkekurangan mereka yang menderita.”
Liturgi misa dirancang secara inklusif dengan penerjemah bahasa isyarat, akses fisik ramah disabilitas, serta pelibatan aktif umat difabel dalam tugas liturgi. Hal ini menegaskan komitmen Gereja untuk menghadirkan ruang yang aman, setara, dan penuh kasih bagi semua umat.
Perayaan dilanjutkan dengan ramah tamah, pentas seni inklusif, dari kedua kevikepan. Dalam kebersamaan itu, sukacita, penerimaan, dan harapan tumbuh dalam satu tubuh Kristus yang hidup.
Yubelium ini menjadi wujud nyata Gereja yang hadir dan melayani tanpa memandang keterbatasan, serta memperkuat panggilan semua umat untuk menjadi saksi kasih dan terang di tengah dunia. (*)